Menyambut Kurikulum 2013
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pendidikan
di Indonesia harus mengalami perubahan kurikulum. Adapun yang terbaru yang
mulai banyak didengung-dengungkan saat ini adalah kurikulum 2013.
Seperti apakah kurikulum baru ini sebenarnya?
Jawaban ini bisa dijawab dengan latarbelakang
diberlakukannya kurikulum tersebut. Terlalu banyaknya mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh para siswa menyebabkan para praktisi dan pakar pendidikan tanah
air berpikir ulang tentang efisiensi hasil belajar siswa yang rata-rata harus
mempelajari 20 mata pelajaran pada tiap jenjang.
Ya, dari hasil penelitian para pakar pendidikan
Indonesia setiap anak didik pada tiap jenjang mulai Sekolah Dasar (SD) hingga
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) harus mempelajari 20 mata pelajaran.
Rata-rata ini di dapatkan dari penjumlahan mata pelajaran yang di ajarkan pada
tiap jenjang dibagi jumlah jenjang tingkatan kelas yang ada.
Memang berat beban anak didik kita dengan harus
mempelajari banyaknya mata pelajaran yang ada, karena itulah kurikulum 2013
dibuat. Meskipun dalam taraf percobaan yang kini digunakan pada 5% sekolah di
Indonesia, rencananya pada 4 atau 5 tahun mendatang kurikulum ini akan dipakai
seluruh sekolah di Indonesia.
Adapun yang diharapkan dengan penerapan kurikulum 2013
nantinya adalah dengan adanya karakteristik sekolah sebagai berikut:
1. Kurikulum dibuat oleh sekolah
2. Sekolah harus mempunyai karakteristik pembeda
dengan sekolah lainnya
3. Sekolah mampu mengembangkan lokal wisdom, sehingga
mampu berinteraksi yang baik dengan masyarakat
Semoga harapan para praktisi dan pakar pendidikan ini
mendapat sambutan yang positif dari seluruh elemen sekolah dan masyarakat,
sehingga tercapai pendidikan yang baik dan berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar